Baruna-Baruna Formosa, Video Dokumenter Tentang ABK Indonesia di Taiwan

Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei

Press Release

Pada tanggal 24 Januari 2011, Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI Taipei) telah berhasil menandatangani sebuah MoU dengan Kepala TETO (Taipei Economic and Trade Office), perwakilan Taiwan di Indonesia, tentang perlindungan tenaga kerja Indonesia di Taiwan. Salah satu tindak lanjutnya adalah sepakat membentuk Joint Working Group (JWG), yang dalam pertemuan pertama JWG beberapa waktu yang lalu menyepakati perlunya penyusunan MoU khusus perlindungan nelayan atau sering disebut Anak Buah Kapal (ABK).

Perlunya MoU khusus perlindungan nelayan ini dilatar belakangi oleh kenyataan banyaknya permasalahan yang tumbuh di lapangan. Secara resmi, nelayan atau ABK menurut Council of Labour Affair Taiwan (CLA) tergolong dalam industrial foreign labor sama halnya dengan buruh pabrik dan buruh konstruksi, sehingga ABK berhak atas jaminan berupa asuransi kesehatan dan asuransi keselamatan tenaga kerja, upah minimum tenaga kerja asing, serta hari libur dan cuti sesuai aturan. Namun dalam kenyataannya hak-hak tersebut sering tidak bisa mereka dapatkan dengan semestinya. Berbagai keterbatasan juga menyulitkan para ABK untuk memperjuangkan nasibnya.

Mengingat arti penting penyusunan MoU perlindungan nelayan ini, KDEI memandang perlu adanya langkah strategis untuk menjamin efektifitas usaha-usaha yang telah KDEI lakukan dalam meningkatkan upaya perlindungan nelayan / ABK di Taiwan.

Media audio visual berupa film dokumenter dibuat untuk menampilkan realitas kehidupan sehari-hari ABK dan peliknya permasalahan yang mereka hadapi dalam menjalankan pekerjaan mereka akan menjadi bukti yang bisa mendorong pihak-pihak terkait untuk mengambil langkah tepat dan cepat agar kondisi kurang lebih 6.000 ABK Indonesia di Taiwan ini tidak semakin memburuk.

Bekerja sama dengan mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Taiwan peminat dan penggiat fotografi dan sinematografi yang tergabung dalam Lentera Ide PPI Taiwan, KDEI menggagas ide produksi film dokumenter tentang ABK.

Lentera Ide PPI Taiwan yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai Universitas di Taiwan ini bertanggung jawab untuk merekam situasi kehidupan dan kesaksian para ABK di tiga pelabuhan besar di Taiwan yakni Pingtung, Keelung dan Yilan untuk kemudian menampilkannya dalam sebuah film dokumenter dengan alur cerita yang informatif dan faktual.

Mengambil judul Baruna-Baruna Formosa, film yang berdurasi sekitar 30 menit ini mengibaratkan para ABK Indonesia layaknya Baruna, yang dalam bahasa Sansekerta berarti penguasa laut. Mereka adalah para petangguh yang berjuang untuk hidup dari lautan.

Pada akhirnya, kami berharap dengan adanya film ini maka perhatian dalam rangka perlindungan nelayan akan berjalan lancar. Besar harapan kami agar semua pihak terkait baik dari pemerintah Indonesia maupun Taiwan semakin peduli dengan kesejahteraan nasib para ABK Indonesia di Taiwan sehingga impian mereka untuk mendapatkan penghidupan yang layak bisa segera menjadi kenyataan. Lebih dari itu, semoga keberadaaan video ini bisa membuka mata kita mengenai kondisi sebagian pekerja migran Indonesia yang harus berjuang mencari nafkah di negeri orang sebagai nelayan, sementara luas perairan Indonesia sangat besar.

KDEI Taipei
September 2011

Judul Film: Baruna-Baruna Formosa
Jenis Film: Dokumenter
Durasi: 29.5 menit
Kru Produksi: Lentera Ide PPI Taiwan
Produser: Ervin Nurhayati
Sutradara: Wijayanto Budi Santoso
Penulis Naskah: Marlistya Citraningrum
Pengarah fotografi: Erly Bahsan
Penyunting gambar: Hadziq Fabroyir
Penanggung jawab produksi:
Kepala KDEI: Harmen Sembiring
Ketua PPI Taiwan: Alief Wikarta

Sumber: Source