Implementasi QoS (Quality of Services) di Mikrotik banyak bergantung pada sistem
HTB (Hierarchical Token Bucket). HTB memungkinkan kita membuat queue menjadi lebih
terstruktur, dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan bertingkat. Yang banyak
tidak disadari adalah, jika kita tidak mengimplementasikan HTB pada Queue (baik
Simple Queue maupun Queue Tree), ternyata ada beberapa parameter yang tidak bekerja
seperti yang kita inginkan.Beberapa parameter yang tidak bekerja adalah priority,
dan dual limitation (CIR / MIR).
Pada pembahasan artikel ini, kita akan mengambil contoh sebuah sistem QoS sederhana, di mana kita ingin mengalokasikan bandwidth sebesar 400kbps untuk 3 client, di mana masing-masing client bisa mendapatkan maksimal 200kbps. Di antara ketiga client tersebut, memiliki prioritas yang berbeda, yaitu: 1,2, dan 3.
Untuk mempermudah pemantauan dan pembuktian, kita akan menggunakan queue tree.
Cara paling mudah untuk melakukan queue dengan queue tree, adalah dengan menentukan parameter :
Pada pembahasan artikel ini, kita akan mengambil contoh sebuah sistem QoS sederhana, di mana kita ingin mengalokasikan bandwidth sebesar 400kbps untuk 3 client, di mana masing-masing client bisa mendapatkan maksimal 200kbps. Di antara ketiga client tersebut, memiliki prioritas yang berbeda, yaitu: 1,2, dan 3.
Untuk mempermudah pemantauan dan pembuktian, kita akan menggunakan queue tree.
Cara paling mudah untuk melakukan queue dengan queue tree, adalah dengan menentukan parameter :
- parent (yang harus diisi dengan outgoing-interface),
- packet-mark (harus dibuat terlebih dahulu di ip-firewall-mangle),
- max-limit (yang merupakan batas kecepatan maksimum), atau dikenal juga dengan MIR (Maximum Information Rate)
Untuk percobaan awal, semua priority diisi angka yang sama: 8, dan parameter
limit-at tidak kita isi.
Gambar berikut ini adalah ilustrasi apa yang akan terjadi dengan konfigurasi
di atas.
Karena alokasi bandwidth yang tersedia hanya 400kbps, sedangkan total akumulasi
ketiga client melebihinya (600 kbps), maka ketiga client akan saling berebut,
dan tidak bisa diprediksikan siapa yang akan menang (menggunakan bandwidth secara
penuh) dan siapa yang akan kalah (tidak mendapatkan bandwidth yang sesuai).
Misalkan q1 adalah client dengan prioritas tertinggi, dan q3 adalah client dengan
prioritas terbawah. Kita akan mencoba memasukkan nilai prioritas untuk masing-masing
client sesuai dengan prioritasnya.
Tampak pada gambar di atas, meskipun sekarang q1 sudah memiliki prioritas tertinggi,
namun ketiga client
masih berebutan bandwidth dan tidak terkontrol.
Gambar berikut akan mencoba mengimplementasikan nilai limit-at. Seharusnya, limit-at adalah CIR (Committed Information Rate), merupakan parameter di mana suatu client akan mendapatkan bandwidthnya, apapun kondisi lainnya, selama bandwidthnya memang tersedia.
Gambar berikut akan mencoba mengimplementasikan nilai limit-at. Seharusnya, limit-at adalah CIR (Committed Information Rate), merupakan parameter di mana suatu client akan mendapatkan bandwidthnya, apapun kondisi lainnya, selama bandwidthnya memang tersedia.
Ternyata q1 masih tidak mendapatkan bandwidth sesuai dengan limit-at (CIR) nya.
Padahal, karena bandwidth yang tersedia adalah 400kbps, seharusnya mencukupi untuk
mensuplai masing-masing client sesuai dengan limit-at nya.
Berikutnya, kita akan menggunakan parent queue, dan menempatkan ketiga queue client tadi sebagai child queue dari parent queue yang akan kita buat. Pada parent queue, kita cukup memasukkan outgoing-interface pada parameter parent, dan untuk ketiga child, kita mengubah parameter parent menjadi nama parent queue. Pertama-tama, kita belum akan memasukkan nilai max-limit pada parent-queue, dan menghapus semua parameter limit-at pada semua client.
Berikutnya, kita akan menggunakan parent queue, dan menempatkan ketiga queue client tadi sebagai child queue dari parent queue yang akan kita buat. Pada parent queue, kita cukup memasukkan outgoing-interface pada parameter parent, dan untuk ketiga child, kita mengubah parameter parent menjadi nama parent queue. Pertama-tama, kita belum akan memasukkan nilai max-limit pada parent-queue, dan menghapus semua parameter limit-at pada semua client.
Tampak pada contoh di atas, karena kita tidak memasukkan nilai max-limit pada
parent, maka priority pada child pun belum bisa terjaga.
Setelah kita memasang parameter max-limit pada parent queue, barulah prioritas pada client akan berjalan.
Setelah kita memasang parameter max-limit pada parent queue, barulah prioritas pada client akan berjalan.
Tampak pada contoh di atas, q1 dan q2 mendapatkan bandwidth hampir sebesar max-limitnya,
sedangkan q3 hampir tidak kebagian bandwidth. Prioritas telah berjalan dengan
baik. Namun, pada kondisi sebenarnya, tentu kita tidak ingin ada client yang sama
sekali tidak mendapatkan bandwidth.
Untuk itu, kita perlu memasang nilai limit-at pada masing-masing client. Nilai limit-at ini adalah kecepatan minimal yang akan di dapatkan oleh client, dan tidak akan terganggu oleh client lainnya, seberapa besarpun client lainnya 'menyedot' bandwidth, ataupun berapapun prioritasnya. Kita memasang nilai 75kbps sebagai limit-at di semua client.
Untuk itu, kita perlu memasang nilai limit-at pada masing-masing client. Nilai limit-at ini adalah kecepatan minimal yang akan di dapatkan oleh client, dan tidak akan terganggu oleh client lainnya, seberapa besarpun client lainnya 'menyedot' bandwidth, ataupun berapapun prioritasnya. Kita memasang nilai 75kbps sebagai limit-at di semua client.
Tampak bahwa q3, yang memiliki prioritas paling bawah, mendapatkan bandwidth
sebesar limit-at nya. q1 yang memiliki prioritas tertinggi, bisa mendapatkan bandwidth
sebesar max-limitnya, sedangkan q2 yang prioritasnya di antara q1 dan q3, bisa
mendapatkan bandwidth di atas limit-at, tapi tidak mencapai max-limit. Pada contoh
di atas, semua client akan terjamin mendapatkan bandwidth sebesar limit-at, dan
jika ada sisa, akan dibagikan hingga jumlah totalnya mencapai max-limit parent,
sesuai dengan prioritas masing-masing client.
Jumlah akumulatif dari limit-at tidaklah boleh melebihi max-limit parent. Jika hal itu terjadi, seperti contoh di bawah ini, jumlah limit-at ketiga client adalah 600kbps, sedangkan nilai max-limit parent hanyalah 400kbps, maka max-limit parent akan bocor. Contoh di bawah ini mengasumsikan bahwa kapasitas keseluruhan memang bisa mencapai nilai total limit-at. Namun, apabila bandwidth yang tersedia tidak mencapai total limit-at, maka client akan kembali berebutan dan sistem prioritas menjadi tidak bekerja.
Jumlah akumulatif dari limit-at tidaklah boleh melebihi max-limit parent. Jika hal itu terjadi, seperti contoh di bawah ini, jumlah limit-at ketiga client adalah 600kbps, sedangkan nilai max-limit parent hanyalah 400kbps, maka max-limit parent akan bocor. Contoh di bawah ini mengasumsikan bahwa kapasitas keseluruhan memang bisa mencapai nilai total limit-at. Namun, apabila bandwidth yang tersedia tidak mencapai total limit-at, maka client akan kembali berebutan dan sistem prioritas menjadi tidak bekerja.
Sedangkan, mengenai max-limit, max-limit sebuah client tidak boleh melebihi max-limit
parent. Jika hal ini terjadi, maka client tidak akan pernah mencapai max-limit,
dan hanya akan mendapatkan kecepatan maksimum sebesar max-limit parent (lebih
kecil dari max-limit client).
Jika semua client memiliki prioritas yang sama, maka client akan berbagi bandwidth
sisa. Tampak pada contoh di bawah ini, semua client mendapatkan bandwidth yang
sama, sekitar 130kbps (total 400kbps dibagi 3).
Yang perlu diingat mengenai HTB:
- HTB hanya bisa berjalan, apabila rule queue client berada di bawah setidaknya 1 level parent, setiap queue client memiliki parameter limit-at dan max-limit, dan parent queue harus memiliki besaran max-limit.
- Jumlah seluruh limit-at client tidak boleh melebihi max-limit parent.
- Max-limit setiap client harus lebih kecil atau sama dengan max-limit parent.
- Untuk parent dengan level tertinggi, hanya membutuhkan max-limit (tidak membutuhkan parameter limit-at).
- Untuk semua parent, maupun sub parent, parameter priority tidak diperhitungkan. Priority hanya diperhitungkan pada child queue.
- Perhitungan priority baru akan dilakukan setelah semua limit-at (baik pada child queue maupun sub parent) telah terpenuhi.
Panduan praktis cara perhitungan limit-at dan max-limit
Di asumsikan bandwidth yang tersedia sebesar 1000kbps. Dan jumlah seluruh client adalah 70. Yang perlu diketahui adalah :
Di asumsikan bandwidth yang tersedia sebesar 1000kbps. Dan jumlah seluruh client adalah 70. Yang perlu diketahui adalah :
- Berapa jumlah maksimal client yang menggunakan internet pada saat yang bersamaan. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah komputer yang ada, apabila semua client tidak pernah terkoneksi secara bersamaan. Sebagai contoh, untuk kasus ini kita asumsikan adalah 50.
- Berapa jumlah minimal client yang menggunakan internet pada saat yang bersamaan. Sebagai contoh, untuk kasus ini kita asumsikan adalah 10
Maka, untuk setiap client (1 client dibuatkan 1 rule queue), limit-at nya adalah
1000 /
50 = 20kbps, dan max-limit nya adalah 1000 / 10 = 100 kbps.
Jangan lupa untuk menambahkan parent dengan max-limit sebesar 1000kbps (tidak perlu limit-at), dan memasukkan semua queue client di bawah parent queue. Jika untuk terminal tertentu membutuhkan priority lebih besar, maka kita bisa menggunakan priority yang berbeda-beda, tergantung dengan urutan prioritasnya.
Jangan lupa untuk menambahkan parent dengan max-limit sebesar 1000kbps (tidak perlu limit-at), dan memasukkan semua queue client di bawah parent queue. Jika untuk terminal tertentu membutuhkan priority lebih besar, maka kita bisa menggunakan priority yang berbeda-beda, tergantung dengan urutan prioritasnya.
Title : Mengenal Lebih Jauh tentang HTB pada QoS RouterOS Mikrotik
Description : Implementasi QoS ( Quality of Services ) di Mikrotik banyak bergantung pada sistem HTB ( Hierarchical Token Bucket ). HTB memungkinkan kit...
Description : Implementasi QoS ( Quality of Services ) di Mikrotik banyak bergantung pada sistem HTB ( Hierarchical Token Bucket ). HTB memungkinkan kit...
0 Response to "Mengenal Lebih Jauh tentang HTB pada QoS RouterOS Mikrotik "
Posting Komentar